• RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Dari Abu Dzar r.a: Rosululloh SAW bersabda 'Barang siapa mengucapkan "Laa illaha illallooh" kemudian meninggal,maka pasti masuk surga".
  • An-Nashr: 1-3: "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.".
  • Dari Anas r.a: Rosululloh SAW bersabda "Akan keluar dari Neraka bagi orang yang mengucapkan "Laa illaha illallooh" walau hanya sebesar butir iman di hatinya".
  • H.R. Bukhari Muslim:"Kesucian (fitrah) itu ada lima: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, memendekkan kumis dan memotong kuku"..
  • Abi Hurairah r.a:"Demi Alloh, aku beristighfar dan meminta taubat kepada Alloh SWT dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali".
  • Abu Hurairah r.a:Aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Akan ada rombongan dari umatku tujuh puluh ribu masuk surga tanpa hisab, bercahaya muka mereka bagaikan bulan purnama.
  • Tentang Kami

    Di luar pengetahuan kita, banyak sekali masyarakat non Muslim yang secara tidak langsung tersentuh oleh akhlak atau ajaran Islam, hal ini bisa terjadi disebabkan pergaulan sehari hari dengan orang terdekat yang Muslim, lingkungan yang mayoritas Muslim atau juga kebenaran ajaran Islam yang dapat diterima dengan logika bahkan dari mimpi. ...

  • Ikrar Pengucapan SAHADAT

    “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Alloh mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ”Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab :”Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi “. (Kami lakukakn yang demikian itu) agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (kekuasaan Tuhan)” (QS Al A’raaf : 172

  • Pengajian Muallaf

    Ini menjadi salah satu bentuk antusiasme dan semangat Para Muallaf dalam membaca Alquran maupun Iqro. Karena dalam kegiatan pengajian ini, tak ada perbedaan antara yang sudah pandai membaca ataupun yang masih belajar Iqro. Semuanya sama, memiliki andil dalam membaca Alquran secara bertahap setiap kali pengajian...

  • Launching

    Tahukah kita apa sebenarnya anugrah terindah dalam hidup kita? Anugrah terindah itu adalah ketika kita menjadi seorang muslim,kenapa ? karena dengan menajadi seorang muslim kita bisa mengenal Alloh dan rosulnya, mengenal akhirat (yang sebenarnya kehidupan abadi kita) hingga orang-orang muslim selalu berusaha berbuat baik kepada sesama....

  • Khitan Muallaf

    Demi menjalankan perintah Rosululloh SAW dia bersedia di khitan yang usianya sudah dewasa, sesuai Sabdanya : "Kesucian (fitrah) itu ada lima: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, memendekkan kumis dan memotong kuku" (H.R. Bukhari Muslim)

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sepercik Keteladanan Rosulullah SAW

Posted by Bina Muallaf On 20.52



Oleh : H. Choliluddin As, MA

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً
   
“Sungguh pada diri Rasulullah, kamu dapatkan suri tauladan yang baik bagi orang yang mengharap ridho Allah, hari kemudian, dan yang banyak mengingatnya. (QS Al-Ahzab (33): 21)

Kita menyadari dan menyakini bahwa pada suatu ketika sesuai dengan ketetapan Allah Swt. hidup kita akan berakhir. Pada saat tertentu kita akan terlempar dari waktu, sedangkan waktu akan terus berlalu tanpa henti. Di saat itulah kita mengalami apa yang disebut dengan mati. Tubuh membujur beku, mata terkatup kaku, telinga dan mulut tertutup bisu, tangan dan kaki semuanya menjadi beku, keluarga dan sanak saudara menangis tersedu-sedu, handai taulan datang satu persatu melayat dan menyampaikan duka pilu.

Andaikan pada saat itu dapat berucap pantaslah kalau berkata selamat tinggal wahai teman-teman, keluarga dan sanak saudaraku, nanti pada saat-saat tertentu kalian juga akan seperti aku, kini aku telah masuk ke dalam kehidupan baru yang ternyata jauh berbeda dari biasanya sehari-hari berlaku.

Itulah peristiwa atau kejadian yang sering kita saksikan, semuanya itu menjadi peringatan bagi kita semua yang kini masih memiliki kesempatan hidup di dunia sampai datang ajal atau kematian.

Perlu diingat bahwa manusia hidup di dunia itu seperti halnya berada di medan perang, manusia dituntut dengan jiwanya yang bersih mampu mengalahkan pengaruh hawa nafsunya. Allah berfirman :  “Beruntunglah siapa yang mensucikan jiwanya dan merugilah siapa yang mengotorinya”.

Di dalam pertarungan ini manusia terbagi menjadi tiga golongan:

Pertama, pengaruh agamanya yang menang total, pengaruh hawa nafsunya menyerah kalah tidak berdaya, sehingga pengaruh agamalah yang muncul menjiwai kehidupan sehari-hari setiap saat. Golongan pertama ini sebagaimana diisyaratkan di dalam firman Allah Surat Fushilat ayat 30:

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Allah Tuhan kami kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dan mengatakan janganlah kamu merasa takut dan merasa sedih, serta gembirakanlah mereka dengan perolehan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.



Kedua, golongan yang  pengaruh hawa nafsunya yang menang mengalahkan pengaruh agamanya, sehingga pertarungan berakhir dengan kemenangan yang besar di pihak setan. Mereka itulah yang dijelaskan sifatnya dalam firman Allah : “Mereka itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat.”

Ketiga, golongan ini berada di antara golongan pertama dan golongan kedua. Di dalam pertarungan melawan hawa nafsu, kadang-kadang pengaruh agamanya menang dan kadang-kadang sebaliknya, justru pengaruh hawa nafsunya yang menang gemilang. Golongan ketiga inilah yang mungkin dialami oleh sebagian besar di antara kita.

Namun demikian, golongan ini menyadari kekalahannya oleh pengaruh hawa nafsu. Ketika itu juga timbul rasa penyesalan dan sedikitpun tidak terbetik di dalam hati merasa betah di dalam pengaruh hawa nafsu, bahkan dengan niat dan tekad yang kuat tidak ingin sama sekali mengulanginya lagi untuk selama-lamanya. Kemudian, bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benar taubat.

Golongan manusia muslim yang ketiga inilah yang diisyaratkan Rasulullah Saw. di dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Tirmidzi:

“Setiap manusia mengalami kesalahan dan sebaik-baik orang bersalah adalah mereka yang bertaubat”. (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Muhammad Rasulullah diutus oleh Allah menjadi seorang Rasul, untuk memberi petunjuk dan ajaran kepada manusia, agar manusia di dalam hidupnya tidak terjebak oleh ajakan dan bujuk rayu hawa nafsu setan yang menyesatkan.

Sepanjang kehidupan Rasulullah Saw. sungguh menjadi teladan bagi manusia pada umumnya dan bagi umat Islam khususnya. Dalam kesempatan ini kita petik tiga saja di antara sekian banyak yang harus kita teladani dari kehidupan Rasulullah Saw. itu, sebagaimana tercantum di dalam sejarah kehidupannya, antara lain :

Teguh Pendirian

Setelah junjungan kita Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul, beliau tidak henti-hentinya mendakwahkan agama Islam di kalangan orang-orang musyrik Quraisy Jahiliah, sampai-sampai tokoh mereka seperti Abu Jahal dan Abu Lahab merasa perlu untuk menghentikan dakwah muhammad Rasulullah itu dengan cara bujuk rayu melalui pamannya Abu Tholib. Abu Tholib berkata “Wahai Muhammad apa yang kamu inginkan ? Apakah harta kekayaan yang banyak atau kedudukan yang tinggi di kalangan orang Quraisy ataukah wanita cantik semua telah tersedia asal kamu berhenti dari mendakwahkan agama Islam itu”. Rasulullah saw. menjawab : “Wahai paman, andaikan di tangan kiriku diletakkan bulan dan ditangan kananku diletakkan matahari, aku tidak akan berhenti menjalankan tugas ini sampai aku mengetahui bagaimana akhir kesudahannya”.

Memikirkan Kepentingan Umat Jauh ke Depan


Dalam peristiwa lain, setelah Rasulullah Saw. hijrah ke Madinah, beliau bermusyawarah dengan para sahabat tentang bagaimana sikap terhadap tawanan perang yang banyak itu. Umar Bin Khatab berpendapat sebaiknya tawanan-tawanan perang itu semuanya dibunuh saja, karena mereka telah memusuhi, memerangi, dan membunuh kaum muslimin. Rasulullah Saw. berpikiran lain, seraya berkata : “Tawanan-tawanan perang itu jangan dibunuh, sebaiknya di antara mereka yang pandai baca tulis setiap masing-masing diperintahkan mengajar membaca dan menulis kepada sepuluh orang muslim”.

Sangat Peduli Terhadap Kepentingan Orang Lain

Suatu ketika Rasulullah Saw. sedang mengimami sholat berjamah. Tiba-tiba beliau mendengar ada seorang bayi menangis di barisan belakang. Rasulullah Saw. segera memendekkan bacaan ayat-ayat al-Quran. Beliau mengetahui bahwa bayi yang menangis itu karena ingin menyusu kepada ibunya yang kebetulan sedang ikut sholat berjamaah.

Demikianlah, Rasulullah Saw. senantiasa memperhatikan kepentingan orang lain (umat) dan mengenyampingkan kepentingan dirinya atau kepuasan dirinya semata-mata.

Banyak lagi sifat dan perilaku yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. dalam melaksanakan tugas sebagai Rasul, memimpin umat dan menegakkan agama Islam, sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang tentram dan damai, sejahtera lahir dan batin.

Semoga sifat dan perilaku kita sebagai muslim, umat Muhammad Saw tidak makin jauh dari sifat dan perilaku yang dicontohkan olehnya. Tentunya, kita tidak ingin lebih jauh lagi dari harapan terciptanya kehidupan masyarakat yang tentram  dan damai, sejahtera lahir dan batin di bawah curahan rahmat dan ridlo Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Sayyidina Umar Bin Al-Khatab Menjelang Gugurnya

Posted by Bina Muallaf On 19.06



SAYYIDINA UMAR BIN AL-KHATHTHAB MENJELANG GUGURNYA


Sayyidina Umar wafat ditikam ketika memimpin Shalat Shubuh. Beliau selesaikan walau dengan darah bercucuran. Dalam keadaaan sakit berdarah-darah beliau memprioritaskan terlebih dahulu urusan kekhalifahan setelahnya, baru mengarah kepada urusan dirinya.
Sayyidina Umar Ibn al-Khaththâb ra. yang sukses memimpin umat dan membebaskan sekian wilayah di luar Jazirah Arabia, tentu saja sangat dibenci oleh para mantan penguasa yang ditaklukkannya. Mereka menyewa seseorang untuk membunuh beliau, suatu tugas yang tidak terlalu sulit, karena Umar ra. adalah seorang yang enggan dikawal oleh pasukan.

Pada suatu pagi, beliau keluar rumah berkeliling membangunkan kaum muslimin untuk shalat subuh. Beliau sendiri yang mengimami jamaah, mengharapkan mereka meluruskan shaf sebelum menghadap Allah. Di pagi itu, baru saja beliau mengucapkan Takbiratul Ihrâm, tiba-tiba seorang pembunuh yang menaruh dendam atas Umar menikamnya dengan dua kali tikaman. Pertama mengenai bahu beliau dan yang kedua menusuk pinggangnya. Riwayat lain menyatakan tiga tikaman, dan yang ketiga ini di bawah pusar beliau. Tikaman-tikaman itu, tidak melengahkan beliau dari tugas memimpin shalat, bahkan beliau enggan menunda shalat – yang waktunya masih cukup untuk ditangguhkan beberapa saat sebelum terbitnya matahari. Ketika itu juga beliau mencari Abdurrahman bin ‘Auf, agar sahabat Nabi ini mengimami shalat.

Beberapa saat setelah beliau di tikam, silih berganti kesadaran dan ketidaksadaran mengunjunginya. Orang-orang di sekeliling beliau berkata: “Tidak ada yang dapat menyadarkannya seperti shalat – kalau memang dia masih hidup.” Lalu hadirin berucap: “Shalat wahai Amir al-Mu’minin. Shalat telah hampir dilaksanakan.” Beliau sadar dan berkata: “Shalat? Kalau demikian di sanalah Allah. Tiada keberuntungan dalam ajaran Islam, bagi yang meninggalkan shalat.” Maka beliau melaksanakan shalat dengan darah bercucuran.

Dalam keadaan sadar, beliau berpesan kepada Ibnu ‘Abbâs: “Cari tahulah siapa yang membunuhku.” Maka beberapa saat kemudian Ibnu ‘Abbâs datang menyampaikan bahwa: “Ia adalah si Fairuz, Abu Lu’luah. salah seorang bekas tawanan dari Persia. Umar ra. bertanya: “Si Tukang itu?” Ibnu ‘Abbâs mengiyakan. Maka Umar berkata: “Tuhan mengutuknya. Aku telah memerintahkan berbuat baik kepadanya. Alhamdulillah yang menjadikan kematianku bukan di tangan seorang yang mengaku muslim.” Ketika itu masuk seorang pemuda yang pakaiannya menyentuh tanah – mengesankan kebanggaan. Dalam keadaan berlumuran darah, beliau masih sempat memberi nasihat: “Anak saudaraku! Angkatlah pakaianmu sehingga tidak menyentuh tanah, karena itu menjadikannya lebih bersih dan mengantarmu lebih bertakwa.”

“Dokter” segera didatangkan untuk mengobati luka yang masih bercucuran darah. Beliau disuguhi perahan kurma yang berwarna merah. Tetapi mengalir dari perut beliau dan keluar warna merah, tidak diketahui apakah itu darah atau perahan kurma itu. Lalu beliau disuguhi susu, kali ini keluar berwarna putih kemerah-merahan. Rupanya usus beliau bocor. Sang dokter berbisik kepada beliau: “Sampaikanlah pesanmu – yakni engkau sedang menghadapi maut – seandainya aku menyampaikan selain itu, pastilah aku berbohong.” Beliau pun memutuskan untuk membentuk panitia syura guna menetapkan siapa khalifah sesudah beliau.

Setelah urusan umat selesai, beliau mengarah kepada urusan dirinya. Yang pertama adalah hutang beliau. Beliau ingin menyelesaikannya, atau paling tidak mendapat jaminan tentang pembayaran hutangnya sebelum meninggalkan dunia ini. Beliau berpesan agar mengumpulkan peninggalannya guna membayar hutang beliau, kalau belum cukup, beliau meminta kerelaan keluarga kecil hingga keluarga besarnya. Abdullah – anak beliau – kemudian menjamin untuk membayar semua hutang ayahnya, padahal beliau adalah seorang penguasa penakluk Empire Persia dan Romawi.

Setelah urusan hutang selesai, Umar ra. memerintahkan putranya Abdullah bahwa: “Pergilah menemui Ummu al-Mu’minîn Aisyah dan katakan kepadanya: ‘Umar menyampaikan salam untukmu’. Jangankan katakan Amir al-Mu’minin – karena hari ini aku bukan lagi Amir al-Mu’minin. Katakan kepadanya: ‘Umar meminta izin kiranya dapat dikuburkan bersama kedua sahabatnya’ (yakni Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar ra.).1 Abdullah pun pergi dan tak lama kemudian dia datang menyampaikan perkenan Aisyah ra. – walau Aisyah ketika itu berkata: “Aku tadinya mengharap dikuburkan di samping Rasul, tetapi untuk Umar, maka aku dahulukan beliau atas diriku.” Umar ra. memuji Allah sambil berucap: “Tidak ada sesuatu yang lebih penting dariku melebihi itu”, lalu beliau berkata lagi – takut masih ada ketidakrelaan Aisyah: “Kalau nanti aku telah wafat, maka usunglah aku ke sana dan ucapkanlah salam lalu sampaikan (sekali lagi kepada Aisyah ra.) bahwa Umar meminta izin. Jika dia mengizinkan maka kuburkanlah aku di sana, dan jika tidak, maka kuburkan aku dipekuburan kaum muslimin.”

Ibnu ‘Abbâs ra. menyampaikan bahwa ketika Umar ra ditikam, aku berkata: “Berbahagialah dengan surga.” Beliau menjawab: “Demi Allah, seandainya aku memiliki dunia dan segala isinya, niscaya kutebus dengannya marabahaya yang ada di hadapanku – sebelum aku mengetahui apa yang akan terjadi.” Dalam riwayat yang lain Ibnu ‘Abbâs berkata: “Hai Amir al-Mu’min, engkau telah memeluk Islam, ketika orang banyak masih kafir. Engkau berjuang bersama Nabi, saat orang banyak memusuhi beliau. Engkau terbunuh sebagai syahid, dan tidak ada seorang pun yang berselisih tentang dirimu, Rasul pun wafat dalam keadaan ridha terhadapmu.” Umar ra. meminta agar Ibnu ‘Abbâs mengulangi ucapannya. Maka dia mengulanginya. Lalu Umar ra. berkomentar: “Seorang yang tertipu atau lengah adalah siapa yang kalian tipu atau lengahkan dengan kata-kata itu. Demi Allah, seandainya aku memiliki segala apa yang terdapat di bumi ini, niscaya kutebus dengannya marabahaya yang ada di hadapanku.” Ibnu ‘Abbâs berkata: “Wahai Amir al-Mu’min. Demi Allah, sesungguhnya keislamanmu merupakan kemenangan, pemerintahanmu adalah keberhasilan membuka wilayah baru, engkau telah memenuhi bumi dengan keadilan. Tidak dua orang pun mengadu kepadamu, kecuali keduanya menerima putusanmu.” Sayyidina Umar ra. yang ketika itu sedang berbaring, meminta agar didudukkan. Lalu beliau meminta agar Ibnu ‘Abbâs mengulangi ucapannya. Setelah mendengarnya sekali lagi, beliau berkata: “Apakah engkau akan bersaksi untukku seperti ucapanmu ini di hari Kemudian?” Ibnu ‘Abbâs mengiyakan. Umar sungguh bahagia.

Demikian sekelumit dari kisah Sayyidina Umar serta pesan beliau menjelang wafat.


Sumber :
Disunting dari buku "Menjemput Mau

Kisah Annas

Posted by Bina Muallaf On 19.34

Abdullah Anas, umur 19 tahun, lahir dan dibesarkan di Medan dalam keluarga Kristen Protestan. Ayahnya seorang pendeta, sehingga dari kecil ia tumbuh dalam keluarga agamis. Anas dan kedua kakaknya sangat rajin manjalankan ibadah ke gereja.

Gereja tempat ia beribadah membagi 2 waktu bagi jemaahnya dalam sehari, dan dalam sehari pula ia pergi ke sana. "Tujuan saya untuk dapat benar-benar mendapatkan ilmunya ” tutur anak ke 3 dari 4 bersaudara ini

Tapi, selain sangat taat dengan keyakinan Protestannya, ia rupanya juga tertarik dengan agama lain, yaitu Islam. “Sejak duduk di bangku SMP saya suka mengamati kegiatan teman-teman saya beragama Islam, saya tertarik dengan acara-acara yang ada, seperti hari raya kurban, Isra Mi’raj, bulan Ramadhan dan sebagainya” tutur nya

Dorongan besar untuk mengetahui Islam lebih dalam kian dirasakan Anas di bangku SMA. Hingga ia memutuskan mengikuti dua pelajaran agama, Kristen dan Islam sekaligus di sekolah.

“Memang dulu guru sempat tidak mengizinkan saya mengikuti dua mata pelajaran agama, tetapi setelah saya berbicara dengan guru agama Islam dan menceritakan ketertarikan itu, saya diperbolehkan mengikuti dua-duanya," tutur Anas.

Dengan mempelajari kedua agama itu pengetahuannya tentang Islam semakin luas dan hatinya mulai memiliki kecenderungan. Tapi Annas tidak ingin gegabah. Ia berpikir pula risiko ke depan.

“Saya tahu, keinginan saya untuk masuk Islam sangat besar. Tapi kalau saya nekad dan terburu-buru pindah agama ayah saya pasti sangat marah dan tidak menutup kemungkinan sekolah saya akan terlantar," ungkapnya.

“Jadi saya lebih memilih memendam keinginan itu sampai saya lulus sekolah dan benar-benar yakin dan sanggup menerima apapun yang akan terjadi nanti” lanjutnya. Meski menunda niat menjadi Muslim, Anas tak lantas menunda mencari pengetahuan tentang Islam.
Berpisah jalan dengan sang ayah

Ketika lulus SMA, Anas beserta ayahnya pindah sementara ke Jakarta, karena sang ayah akan menjalankan pelayanan di salah satu gereja di ibu kota. Anas yang sudah lulus SMA saat itu sudah terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Nasional di Jurusan Hukum.

Selama ayahnya sibuk dengan pelayanan digereja, Anas juga sibuk belajar tentang Islam lebih mendalam. Hingga akhirnya, tepat di bulan Agustus, 2010, Anas mendatangi Masjid Cut Meutia di kawasan Menteng untuk mengikrakan syahadat.

“Saat itu pulang kuliah, saya nekad datang ke masjid dan minta untuk di-Islamkan. Setelah bercerita panjang lebar kepada pengurus masjid, mereka bersedia mengislamkan saya," katanya. Anas mengaku, perasaannya kala itu itu bercampur aduk.

“Saya sadar, begitu ayah tahu, maka ia akan marah besar. Tapi bagaimanapun, saya harus menceritakan bahwa saya sudah menjadi muslim” lanjutnya.

Begitu memeluk Islam, Anas kembali kerumah. Ia menceritakan semuanya kepada ayahnya. Seperti yang telah ia duga ayahnya begitu murka dan tidak menerima keputusannya. Saat itu juga, Anas disuruh angkat kaki tanpa membawa barang-barangnya.

“Namanya juga pendeta, tidak sudi kalau anaknya berpindah Agama. Saat itu saya hanya menggunakan baju yang melekat di tubuh, sepatu dan tas. Handphone pun diminta oleh ayah”

“Kebetulan saya memegang dua handphone dan saya hanya mengembalikan satu pada ayah, dengan alasan yang satu lagi rusak dan sedang diperbaiki. Saya tau ponsel itu akan berguna bagi saya.” lanjutnya

Pergi meninggalkan rumah tanpa membawa apa-apa dirasa Anas sangat beresiko. Sebelum benar-benar pergi jauh Anas berhasil mengambil Ijazahnya diam-diam dengan pemikiran itu dapat menolongnya kelak.

"Saya tidak punya keluarga di Jakarta, seandainya adapun mereka tidak akan mau menampung saya. Jadi saya harus sanggup menjalani hari-hari sendirian” kenangnya.

Berhari-hari Anas melalui hidup tanpa kejelasan. Semua fasilitas telah ditarik kembali. Karena tak ada pasokan uang untuk biaya kuliah status Anas sebagai mahasiswa tak lagi melekat.
Kehidupan Keras

Untuk menyambung hidupnya ia menjual ponsel--yang semula ia beli seharga dua juta--dengan harga empat ratus ribu. Anas juga sempat bekerja menjadi seorang kuli panggul di Pasar Kramat Jati.

“Saya tidur di pinggir toko, tanpa alas dan selimut. Merasakan dinginnya angin malam, merasakan pedihnya hidup dijalan. Ini perjalanan hidup terbesar saya” tuturnya. Hidup berpindah-pindah ia alami. Bukan hanya sehari dua hari, melainkan sampai berbulan-bulan.

Lambat laun Anas merasa hidupnya kian tak terarah. Ia pun memutuskan mendatangi salah satu masjid besar, niatnya untuk memproleh pelajaran mengenai Islam lebih dalam. Namun sangat mengecewakan, jangankan mendapat ilmu, diperbolehkan masukpun tidak.

“Saat itu saya datang dengan keadaan seadanya, baju saya kotor dan keadaan saya sangat lusuh," kenang Anas. "Ketika akan memasuki pekarangan masjid, ada salah seorang bapak menggunakan kopiah mengatakan bahwa saya tidak boleh masuk masjid karena pakaian yang kotor”

“Saya mengatakan pada orang tersebut agar mau mengajarkan saya tentang Islam, tetapi ia menolak dan langsung pergi," katanya. Saat itu ia sangat kecewa dan putus asa. "Bagaimana tidak? Seorang muslim saja tidak mau membagi ilmunya untuk orang yang baru masuk Islam seperti saya ini.”

Mengaku putus asa, Anas memilih jalan pintas. Anas pergi ke Gereja dan bertemu pendeta. Ia menceritakan kisahnya, termasuk mengapa ia diusir dan mengaku menyesal. Pendeta itu dengan sangat antusias menawarkan segala kemudahan bagi Anas.

“Setelah mendengar cerita saya, pendeta itu menanyakan segala macam kebutuhan saya, bahkan ia akan memberikan segalanya agar saya mau kembali ke agama sebelumnya. Saat itu saya hanya bilang ingin makan, pendeta itu pun memberikan uang Rp 20.000 dan mengharapkan saya kembali ke gereja itu setelah makan," tutur Anas.
Menemukan 'Rumah'
Entah mengapa setelah mendapatkan uang, Anas malah berpikir pergi ke warung internet (warnet). "Di sana saya mencari tempat khusus menampung orang-orang yang baru menjadi seorang muslim seperti saya, dan saya menemukan alamat sebuah yayasan di daerah Jagakarsa”

Dengan tekad menggebu-gebu, Anas mendatangi tempat tersebut, dengan harapan bertemu orang-orang yang bisa membantunya. “Saat itu posisi saya di Kramat Jati, sedangkan posisi yayasan tersebut di Jagakarsa. Karena uang yang diberikan pendeta tersebut sudah terpakai untuk makan dan membayar warnet saya memutuskan untuk berjalan kaki. Butuh waktu dua hari bagi saya untuk menemukan alamat itu.”

Kini Anas sudah memiliki kelurga baru, di Yayasan Bina Insan Mualaf. Itulah tempat yang ia temukan di internet, di mana ia mengaku merasakan indahnya Islam, indahnya berbagi dan keakraban.

“Memang terdengar aneh, ayah saya seorang pendeta, saya pun termasuk orang yang aktif dalam kegiatan agama saya sebelumnya," ujarnya mengenang kisahnya. Tapi ia menganggap itulah hidayah Allah. "Mungkin karena saya yang benar-benar memahami kitab saya dulu, sehingga membuat saya mencari kitab suci yang sesungguhnya, mencari agama yang benar dan saya temukan itu dalam Islam. Hanya orang-orang cerdaslah yang mengetahui kebenaran ajaran Agama Islam."

Kini Anas mengaku dibina oleh orang-orang yang kompeten dibidangnya. Ia belajar bacaan shalat dan juga belajar mengaji. Saat ini ia sedang mempelajari surat-surat pendek, yang menurutnya agak sulit, tetapi ia mengaku terus berusaha.

“Kalau boleh dibilang, Islam itu bagi saya hanya dua kata, lengkap dan sempurna. Komplit semua ajarannya dan semua diajarkan dalam Islam karena itu ini agama yang sempurna.” ujarnya.

Anas berharap semua muslim dimanapun dapat lebih memperhatikan Mualaf seperti dirinya. Ia menanggap dirinya masih sangat membutuhkan bimbingan dan arahan agar dapat menjadi seorang muslim yang sesungguhnya.

Kisah Jimmy

Posted by Bina Muallaf On 06.17



Saya terlahirl Dari keluarga chines yang memiliki semua fasilitas hidup yang berkecukupan. Keluarga besar saya dari agama budha. Di sewatu hari saya coba untuk ke gereja dan orang tua saya pun ikut ke gereja  di sana lah kami memutuskan untuk berpindah agama keristen. Tetapi kakek saya dan semua paman paman saya mulai menjahui keluarga saya . kita pun tetap tidak memperdulikan nya dan  akhir nya kita tetap memilih agama yang kita yakini. dan saya pun sering ke gereja untuk beribadah. Tetapi saya tidak pernah merasakan sebuah ketenangan dalam hidup saya  dan saya pun mencoba untuk ke gereja lain di gereja yang saya masuk juga sama saja saya tidak mendapatkan jawaban setelah itu pun saya mencoba ke gereja katolik tetapi hasil nya sama saja.

Di sana lah saya mulai merasakan semua ke jenuhan dalam hidup saya . pada sewaktu saat saya membaca sebuah brosur dari sebuah mesjid yang di tulis bahwa tuhan tidak di peranakkan dan tidak memperanakan saya pun menjadi sangat bingung dengan ada nya surat itu. Tetapi di ke bingungan saya itu kenapa saya tertarik dengan kata kata ini dan di sana lah saya mulai mencari tau apa arti nya ini semua  saya pun tidak pernah lagi ke gereja saya mulai suka dengan suara adzan saya pun mencoba untuk ke mesjid di sana saya cuma bisa berdiri memandangi orang orang yang sholat . tetapi saya merasakan sebuah ketenangan yang sangat besar dalam hati kecil saya . dan saya pun mulai bertanya Tanya kepada teman saya yang beragama islam tersebut dan dia menjelaskan tentang agama nya itu dan saya pun sangat tertarik dengan semua penjelasan dia tentang agama islam.

Pada sewaktu hari adik saya masuk ke dalam kamar saya di sana dia menemukan beberapa selebaran dari mesjid di kamar saya dia pun bercerita kepada orangtua saya setelah semua mendengarkan cerita adik saya. Dan semua nya berfikir saya sudah menjadi seorang muslim saya pun di tentang sama semua keluarga, saya di kucilkan saya di usir dari rumah akhir nya saya pun memberani kan diri untuk di islamkan setelah itu saya sangat kecewa kenapa setelah saya di islam kan saya tambah susah  semua pekerjaan saya hilang semua fasilitas saya hilang .

Pada waktu itu juga saya bertemu dengan seorang jamaah dan di sana saya pun bertanya kepada dia kenapa hidup saya semakin susah setelah saya menjadi seorang islam dia pun bertanya apa yang berbeda pada kamu belum menjadi islam dan setelah kamu menjadi islam. Yang saya ucapkan saat itu juga saya merasa lebih tenang di dalam hati saya . dan dia pun berkata semua yang kamu miliki fasilitas pekerjaan tidak bisa membayar sebuah ketenangan yang di berikan dari Allah.

Seiring dengan waktu berjalan saya di arahkan oleh seorang Mualaf yang saya temui di sebuah Masjid untuk ke sebuah satu yayasan tersebut yaitu di Yayasan Bina Insan Mualaf yang beralamat di Jalan Radio Cipedak Jagakarsa Jakarta Selatan, dan di sana saya pun di terima dengan baik layak nya seperti keluarga sendiri . saya pun di arahkan ke pekerjaan yang saya inginkan. dan di sanalah saya mulai mendapatkan jawaban dalam hidup saya ternyata dari ujian hidup yang di berikan kepada saya ada satu hal yang tidak pernah saya bayangkan ternyata begitu indah hidup di dalam agama islam ini.

Dan sejak bulan Februari 2011 saya mencoba untuk hidup bermandiri, saya mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Bina Insan Mualaf kerna selama ini telah banyak membantu saya.



Pengajian Mualaf

Posted by Bina Muallaf On 04.15

Assalamualaikum wr, wb. 

Allhamdulillah Yayasan Bina Insan Mualaf bisa diterima dan bekerjasama dengan Lembaga MUHTADIN Al-Azhar untuk mengadakan pembinaan muallaf insya Allah akan diadakan pada setiap hari Sabtu, bertempat di Masjid Agung Al-Azhar Kebayoran Baru Jkt Selatan, dengan materi Fiqih oleh Ustad Ahmad Syarwat, Lc, waktu (Ibadah) ba'da Ashar. 



Untuk yang berminat hadir mohon hubungi 021 950 37822 juga bisa datang langsung pada tempat dan waktu yang telah disediakan.

Wassalamualaikum wr, wb.


Keistimewaan Gerakan Sholat

Posted by Bina Muallaf On 08.20

Sholat adalah jalan untuk memulainya. Shoalat adalah amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat masing-masing gerakan? Sudut pandang ilmiah menjadikan salat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit! Saat seorang hamba telah cukup syarat untuk mendirikan salat, sejak itulah ia mulai menelisik makna dan manfaatnya. Sebab salat diturunkan untuk menyempurnakan  fasilitasNya bagi kehidupan manusia. Setelah sekian tahun menjalankan salat, sampai di mana pemahaman kita mengenainya?, berikut dibahas beberapa manfaat gerakan shalat dimulai dari takbiratul ihram hingga salam, selamat membaca.


TAKBIRATUL IHRAM
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke s! eluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

RUKUK
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak
akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulangbelakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan  prostat.

I’TIDAL
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat: Itidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.

SUJUD
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa
mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

DUDUK
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan
dan kekuatan organ-organ gerak kita.

SALAM
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah. BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar dan dalam.

PACU KECERDASAN
Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof . Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa? Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry , AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.

PERINDAH POSTUR
Gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching) . Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan. Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.

MUDAHKAN PERSALINAN
Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

PERBAIKI KESUBURAN
Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam salat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.
Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi! ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.